Thursday, August 24, 2017

Transit di Makassar, enaknya kemana ya?

Makassaaar!

Kota ini memang sedang menjadi daya tarik wisatawan karena tempat wisata yang cukup naik daun, Rammang-Rammang. Nggak hanya para travelers yang ingin kesana, saya dan partnerpun awalnya ingin juga bertandang kesana, namun karena keterbatasan waktu (dan biaya!) akhirnya kamipun memilih untuk tidak pergi ke Wisata Karst tersebut. Soal keterbatasan biaya, nggak perlu ditanya ya, tapi kalau keterbatasan waktu? Kenapa keterbatasan waktu tuh, Di? Monggo, dibaca post ini sampai habis 😋




Dua hari "singgah" di kantor setelah 10 hari pergi ke Jogja, sayapun kembali mengambil cuti untuk pergi ke Makassar dan Toraja selama 5 hari. (pasti ada aja yang bilang "wah gila, kantor lo enak banget ambil cutinya!" tapi sayangnya saya nggak akan bahas itu disini 😜) Saya dan partner memilih penerbangan pagi dari Jakarta (CGK) ke Makassar (UPG) pukul 05:00 WIB dan mendarat pukul 08:10 WITA.

Oh ya, sebelum saya melanjutkan cerita lebih jauh, saya dan partner tidak bermalam di Makassar, ya. Jadi kami mencari sewa motor hanya untuk berkeliling (dan ke Rammang-Rammang, tadinya) dari jam 08:00ish sampai pukul 19:00 WITA karena pukul 20:00 kami sudah berangkat ke Toraja menggunakan bus malam. Nah, sebetulnya di google ada beberapa tempat penyewaan motor disana yang sudah kami hubungi saat masih di Jakarta, namun mereka mematok harga yang lumayan fantastis, yaitu 150ribu dengan waktu sewa minimal 2 hari. Ketika saya coba nego dan hanya mau sewa selama 1 hari (walaupun nyatanya hanya untuk 12 jam saja), mereka tetap meminta harga 150 ribu. Merasa tidak worth it, saya dan partner memilih untuk tidak mengambil motor tersebut.

Alhasil, sampai di Bandara, jujur kami lumayan bingung karena belum punya pinjaman motor. Niat awal untuk mencari penyewaan motor di Bandara pupus ketika kami tidak menemukan sinar harapan dari kaca spion itu. Saya dan partner juga sudah beberapa kali coba tanya warga lokal yang berkeliaran di sekitar Bandara tentang penyewaan motor, namun hasilnya nihil. Mereka bilang di Makassar hanya ada penyewaan mobil dan ojek motor, bukan penyewaan motor 😅
Merasa harus segera bergerak dan tidak menghabiskan waktu di Bandara, saya dan partner akhirnya memutuskan untuk menggunakan bus Damri bertandang ke Pantai Losari dan nantinya akan menggunakan Pete-pete (sebutan untuk angkutan umum disana) atau berjalan kaki untuk berkeliling.... dengan membawa carrier. Ah, tak apa. Ku senang.

Bingung entah mau fokus kemana... Teddy bear, cool guy, atau neonbox berkualitas?







Untuk sekali jalan, tarif bus Damri adalah Rp27.000 jauh-dekat. Kalau teman-teman ingin langsung ke Pantai Losari dari Bandara seperti saya, kalian bisa menggunakan bus ini karena pool bus ini dekat Pantai Losari / malah driver bisa antar kalian langsung kesana. Sebetulnya, kalian bisa juga naik ojek Rp15.000 untuk pergi sampai keluar Bandara dan ketemu jalan raya, lalu lanjut menggunakan Pete-Pete untuk berkeliling. Harga Pete-Pete Rp5.000 jauh-dekat. Tapi pastikan jangan salah naik Pete-Pete, ya! Bisa tanya warga lokal untuk make sure. Kalian bisa naik Pete-Pete Daya sampai ke Central, lalu lanjut naik 1x Pete-Pete sampai Pantai Losari. Rute ini saya gunakan saat hari terakhir (tanggal 14) saya pulang dari Toraja ke Makassar dan harus ke Bandara (naik Pete-Pete Daya dari Central sampai jalan raya terakhir sebelum masuk kawasan Bandara). 

1. Mie Titi
Berhubung waktu sudah menunjukan pukul 11.30 WITA dan kami cuma breakfast di pesawat, saya dan partner langsung ngacir ke Kawasan Kuliner Makassar. Di dekat pantai Losari, banyak banget restoran atau  kios makanan, jadi kalian nggak perlu khawatir kalau ingin mencicipi kuliner khas Makassar. Saya sendiri dan partner memilih untuk mencoba Mie Titi. Ha ha. Sejujurnya, ini juga diluar ekspektasi. Kami nggak tau kalau ternyata Mie Titi itu legendaris di Makassar dari jaman baheula. Untuk kalian yang mau coba Mie Titi, saya lihat di google ada beberapa cabangnya, jadi tidak harus makan di Kawasan Kuliner Makassar ini.

Abaikan mangganya, ini kita beli di pedagang lain 😜








Untuk harga, rasa dan porsi, Mie Titi juara! Yup, untuk porsi sebesar ini, mereka hanya membandrol seharga Rp30.000. Kenyanggg! Saya saja sampai bungkus karena nggak habis. Ha ha. Jadi dimakan dua kali 😂

Tempat: Mie Titi
Harga: Makanan mulai dari Rp30.000, minuman mulai dari Rp5.000
Jam Operasional: 10:00 - tutup.
Lokasi:

2. Pantai Losari
Ini dia pantai kebanggaan warga Makassar. Selain menjadi tempat kapal berlabuh, Pantai Losari jadi tempat gaul atau hang out para remaja Makassar. Warga lokal bilang, biasanya Pantai Losari ramai sekali kalau malam hari, terutama kalau malam minggu. Ternyata, malam minggu adalah malam nongkrong warga manapun, nggak hanya warga Jakarta. *terserah lo, Di*

Pantai Losari dengan editan warna Tempo Doeloe.




Sebetulnya, tidak banyak aktifitas yang bisa dilakukan di pantai ini, karena memang jenis pantainya bukan untuk snorkeling, surfing, atau lenyeh-lenyeh di pasir. Kalau teman-teman punya lebih banyak waktu, kalian bisa menyebrang ke Pulau Lae-Lae atau Pulau Gusung dan nggak perlu bingung karena banyak warga lokal yang menawarkan jasa boat untuk menyebrang. Pulaunya sendiri tidak terlalu jauh kok, bahkan bisa kelihatan dari Pantai Losari. Untuk harga boat, mohon maaf saya tidak tau karena kemarin nggak sempat tanya juga. Tapi pastinya, semakin ramai, semakin murah 😛

Ini masih masuk kawasan Pantai Losari. Jadi landmark yang oke buat spot foto!

HTM: Tidak dipungut biaya. Ada toilet umum Rp2.000
Jam Operasional: 24 jam karena tidak ada gate
Lokasi: Jalan Penghibur, Losari, Maloku, Ujung Pandang, Maloku, Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90113, Indonesia

3. Fort Rotterdam
Dari namanya, pasti udah ketebak banget kalau tempat ini adalah peninggalan Belanda. Eits, tapi jangan salah, Fort Rotterdam awalnya adalah bangunan kerajaan Gowa-Tallo, itu lho, kerajaan yang terkenal di Makassar dan sering muncul di buku sejarah dulu. Yup, setelah menandatangani perjanjian, bangunan luas yang awalnya bernama Benteng Ujung Pandang ini akhirnya diambil alih oleh Belanda dan namanya diganti menjadi Fort Rotterdam.












Tempat: Fort Rotterdam
HTM: Sukarela (bulan Agustus gratis untuk memperingati kemerdekaan Indonesia)

Jam Operasional: 08:00-18:00
Lokasi: Jalan Ujung Pandang, Bulo Gading, Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90171, Indonesia


Selain bisa berkeliling di sekitar bangunan, kalian bisa juga cari tahu peninggalan-peninggalan sejarah seperti keramik asing, naskah, dan lain sebagainya di Museum La Galigo yang terletak di dalam komplek Fort Rotterdam. Waktu saya bertandang kesana, sedang ada kegiatan yang melibatkan anak-anak dari Africa untuk mengenal sejarah Indonesia, jadi cukup ramai 😛

Foto bersama manusia peninggalan sejarah.


Selain jadi tempat wisata, komplek Fort Rotterdam juga menjadi tempat untuk melakukan berbagai kegiatan. Waktu saya kesana, ada sekumpulan anak-anak sekolah dan ibu-ibu yang sedang berlatih menari. So far, saya merekomendasikan tempat ini untuk dikunjungi, karena selain lokasinya yang dekat dengan Pantai Losari (hanya jalan beberapa ratus meter), kalian juga bisa lebih mengenal sejarah bangsa sendiri baik itu dari bangunan Fort Rotterdam maupun dari Museum La Galigo.  Anyway, untuk yang suka sejarah, sebaiknya pakai tour guide ya, karena berguna banget!

Tempat: Museum La Galigo
HTM: -/+ Rp10.000
Jam operasional: 08:00-15:30
Lokasi: Jl. Ujung Pandang No.2, Bulo Gading, Kec. Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221, Indonesia

Oh ya, bonus tambahan. Sepanjang Pantai Losari sampai Fort Rotterdam itu cocok banget buat lihat sunset, jadi buat sunset catcher, bisa langsung ngacir kesini 😄

Definisi cantik milik langit Makassar, waktu itu.





Rincian biaya:
Bus Damri: Rp27.000
Mie Titi: Rp35.000
Pete-Pete ke terminal bus: Rp5.000
**Total Biaya: Rp67.000**


Affordable banget untuk menghabiskan waktu sebelum berangkat ke Toraja, bukan? Anyway, ini pengeluaran general ya, belum dihitung dengan jajan (saya sempat beli kelapa muda dan mangga, juga beberapa keperluan di mini market). Kalau teman-teman mau mencoba banyak kuliner di Kawasan Kuliner Makassar, pergi ke Rammang-Rammang ataupun menyebrang ke Pulau Lae Lae, bisa juga. Tapi tentu siapkan kocek yang lebih ya! Selain itu, pastikan juga waktu kalian cukup, sehingga nggak ketinggalan bus malam atau pesawat untuk destinasi selanjutnya 😁

Baiklah, segitu aja sharing dari saya kali ini.
Selamat merencanakan liburan!
🌸 Claudia