Monday, April 10, 2017

Sailing Komodo with Indahnesia ⚓️ (part 1)

Olaaaa!

Sesuai janji saya waktu itu, saya akan berbagi pengalaman Sailing Komodo bulan November lalu. Akhirnyaaa post ini terbit juga. Memang agak telat sih, tapi nggak apa-apa lah ya, komodonya masih ada di Flores, kok! #jayus

Introduction sedikit, post ini ditulis bukan sebagai bagian dari endorse ya. Semuanya murni pengalaman dan sharing cerita juga pengalaman dari saya. Tapi kalau misal ada temen-temen yang mau endorse saya untuk pergi dan ditulis di blog ini nantinya, boleh banget lho! 😛✌️

Awal tahun 2016, saya udah bertekat banget harus pergi ke Indonesia Timur. Sebetulnya niat awal mau birthday trip kesana di akhir tahun, tapi pada saat itu masih mikir terserah deh entah awal tahun, pertengahan atau bahkan akhir tahunpun saya nggak masalah, yang penting pergi. Titik. Emang dasar Scorpio keras kepala, sayapun sekuat tenaga nabung dan cari-cari informasi paket tour dengan harga yang pas di kantong. Daaan, sebentar, sebelum lanjut cerita, nih saya tulis quote pegangan saya banget dari opa:

"And, when you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it." -Paulo Coelho

Yup, untuk yang kesekian kalinya, semesta mengabulkan keinginan saya. Betapa bahagianya saya ketika mendapatkan paket tour superrr affordable dari Indahnesia. Paket tour ini saya dapatkan dengan ngubek-ngubek Instagram siang malam. Dan yang lebih membuat saya bahagia adalah, mereka menyediakan paket tour di tanggal 11 - 13 November which is tepat 1 hari setelah ulang tahun saya. Horeee, birthday trip lagi! 

Saya memilih penerbangan paling pagi dan paling singkat tanggal 10 November 2016, tepat dihari ulang tahun saya. Dibanding maskapai lain, waktu itu Sriwijaya Air provided sekitar 3 jam untuk sampai di Flores dengan 1 kali transit di Bali selama 1 jam lalu lanjut dengan maskapai NAM Air. Hari pertama di Flores saya habiskan dengan jalan-jalan bersama partner ke pelabuhan dan ngobrol-ngobrol dengan penduduk di Kampung Ujung. Berkat industri pariwisata yang meningkat di Labuan Bajo, masyarakat setempat merasa banyak terbantu dari sisi ekonomi. Namun biarpun begitu, ternyata banyak juga dari mereka yang belum pernah main ke Pulau Komodo itu sendiri, padahal letaknya sama-sama di Flores.

Kampung Ujung, Labuan Bajo.
Meet Iche, her sisters and daughter from Kampung Ujung, Labuan Bajo.

Saya dan partner bermalam di Cool Corner backpacker hostel yang beralamat di Jl. Soekarno Hatta, Labuan Bajo. Lokasi Cool corner cukup strategis karena ada dipinggir jalan dan banyak dikelilingi tempat penyewaan motor, penjualan paket tour, juga tempat makan. Pemiliknya juga ramah dan super helpful. Saya dapat info mengenai Cool Corner dari google sekitar bulan September 2016, namun saat itu Cool Corner belum bekerjasama dengan situs traveling, jadi agak untung-untungan karena nggak bisa booking juga. Ada satu blogger yang nulis tentang Cool Corner, bisa dilihat disini. Kalau ada yang tertarik mau bermalam disini dan mau contact pemilik Cool Corner, saya masih ada contact nya 😊 Harga/bed (per November 2016) Rp 60.000 dengan fasilitas light breakfast (donat enak!), AC, locker dan free wifi.
 
Hari pertama (11 November 2016) saya dijemput oleh tim dari Indahnesia di hostel sekitar pukul 10:00 WIT untuk ke meeting point di dermaga wisata Kampung Ujung. Layanan antar jemput ini memang bagian dari service Indahnesia. Asik ya! Jadi kalian nggak perlu pusing gimana akan ketemuan di meeting point
.


Setelah naik boat dan simpan barang-barang, saya dan partner kenalan dulu dengan 6 anggota tour dan 4 awak kapal lainnya. Bang Rossy selaku tour leader pun ikut mengenalkan diri. Beliau yang akan memandu saya, partner dan rombongan selama tour berlangsung. Psst, Bang Rossy nih oke punya lho, masih sendiri lagi. Boleh lah lae kau tengok-tengok instagramnya 😜 Setelah kenal-kenalan dan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, kapten (Bang Taher) mulai menyalakan mesin kapal dan yeaaaa kapal perlahan meninggalkan Labuan Bajo. Sailing Komodoooo 🤗🤗🤗 I was sooo excited!!


1. Pulau Kanawa
Seperti Sumba dan Sumbawa, orang suka kebalik balik antara Kenawa dan Kanawa. Yup, walaupun namanya mirip, tapi kedua pulau ini sangatlah berbeda. Pulau Kenawa terletak di NTB, sedangkan Kanawa ada di NTT.

Pulau Kanawa adalah pulau pertama yang saya kunjungi setelah kapal lepas dari dermaga. Pulau ini nggak terlalu besar, namun cantik sekali. Selain itu, walaupun Pulau Kanawa sudah diambil alih jadi resort, namun pengunjung boleh main-main dan snorkeling di sekitar pulau, tetapi untuk duduk-duduk di bangku, khusus untuk mereka yang menginap di resort saja.

Pemandangan bawah laut Pulau Kanawa bagusss! Masih banyak terumbu karang cantik dan ikan warna warni kesukaan saya. Tapi disini banyak sekali bulu babi dan saya takut banget bulu babi 😂 waktu saya disana, banyak juga rombongan dari tour lain yang mampir ke spot ini, jadi lumayan ramai. Nah, karena lumayan ramai, di tempat inilah sandal kesayangan yang sudah setia menemani jalan-jalan selama ini ketinggalan *lah malah nyalahin orang*. Haha. Nggak mau lebay tapi emang sedih banget rasanya, mana baru inget ketika saya sudah di Gili Lawa, jadi sudah nggak mungkin balik lagi. Yasudah tak apa, I left my fave sandal in Flores, semoga berguna untuk yang menemukan dan menemani pemilik baru melangkah ke tempat yang lebih jauh lagi 😛

Saya dan partner. Kanawa Island, Flores, 2016.

2. Manta Point 
Puas snorkeling di Pulau Kanawa, kita berlanjut ke Mantan Point. Kenapa namanya Manta Point? Karena point / titik inilah para mantan terbang dilautan. Kapten bilang, kalau lagi beruntung, ikan manta nya banyak banget. Nah, dari Pulau Kanawa ke Manta Point lokasinya cukup jauh, sekitar beberapa jam *saya lupa, maafiiiin*. Saya menghabiskan waktu selama perjalanan dengan duduk-duduk dan berjemur cantik diatas kapal sambil dengerin lagu di iPod. Enak banget. Sumpah. Sejauh mata memandang cuma ada biru-biru dan lagu kesukaan di telinga.

Sesampainya di Manta Point, semua orang heboh karena si mantan berenang di permukaan atas. Duuuh, saat itu saya mengkategorikan diri sebagai orang yang beruntung sih! Gimana enggak, para manta nyamperin kapal Indahnesia dengan tenangnya. Akhirnya saya dan teman rombongan semua nyebur ke air berenang bareng mereka, bahkan partner saya berulang kali disamperin mantan terus kesenengan. Iri.

Foto dibawah ini saya pinjam dari fotonya Bang Taher karena saya nggak ada foto di dalam air *go pro nya nggak support*. Anyway, Instagram Bang Taher boleh di follow lho, fotonya bagus-bagus.

Guede tenan, rek. 

Agak sedih sih sebetulnya karena nggak ada foto saya dan mantan 😥 untungnya pengalaman dan memori di kepala nggak akan hilang. Sampai sekarang nulis ini aja masih keinget banget rasanya. Antara mau ketemu, takut, ditambah deg-deg an. Rasa deg-deg an sih yang paling besar, ketemu mahluk sebesar dan secantik ini di lautan yang biasanya cuma bisa lihat di National Geo. Eh tapi, bukannya emang kalau ketemu mantan eh manta suka deg-deg an ya? Yhaaa.

3. Gili Lawa Darat
Destinasi terakhir hari itu! Niatnya memang mau catching sunset di atas, jadi saya dan rombongan cepat-cepat mendaki sebelum matahari terbenam. Walaupun medan tracking nya nggak seberapa, tapi saran saya tetap hati-hati ya! Pengalaman teman kemarin, dia terlalu lama berenang di Manta Point dan terombang ambing di kapal menuju Gili Lawa, malah akhirnya pusing dan muntah saat mendaki ke atas. Waktu yang dibutuhkan untuk mendaki keatas nggak lama kok, paling hanya sekitar 30 menit.

Candid by Bang Azad. Cakep.

View di Gili Lawa bagus sekali. Refleksi matahari terbenam terlihat jelas di laut. Saya suka banget moment ini, karena selain pergantian warna jingga di langit, angin semilir yang menemani, burung-burung rajawali juga ikut beterbangan di atas kepala. Oh ya, info penting untuk teman-teman yang membawa drone ke Gili Lawa. Beberapa minggu sebelum saya kesana, ada kejadian drone dipatuk rajawali karena pergerakannya mengagetkan dia, dikira musuh atau benda yang mengancam. Jadi sebaiknya kalian lihat-lihat ya kalau mau main drone 😁 jangan sampai menakuti binatang atau malah drone kalian yang jadi imbasnya.

Semakin terbenam, semakin bagus banget langitnya. *nangis*

Saya dan rombongan turun kembali ke kapal saat matahari terbenam. Badan rasanya capek sekali setelah seharian beraktifitas. Tapi rasa capek nggak sebanding dengan rasa senang yang saya dapatkan. Nggak sampai disitu, sebelum istirahat dikamar, kami menghabiskan waktu bersama istirahat dibawah langit terbuka. Di atas kapal. Cerita ngalor ngidul, nyanyi-nyanyi sama Bang Rossy (doi suaranya bagus!), main ukulele, ada juga yang pdkt. Mensyukuri bahwa hidup ternyata seindah itu. Coba bayangin, disaat matahari masih bersinar, sepanjang mata memandang saya lihat laut biru dan pulau-pulau tak berpenghuni. Sedangkan saat bulan ambil alih malam, sepanjang mata memandang hanya lihat bulan dan bintang banyaaak banget dilangit.

Oh ya, karena judulnya Sailing Komodo, selama 3 hari saya dan rombongan akan menghabiskan waktu di kapal.
Terus makannya gimana? Di masakin emak dong. Iya, di kapal ada dapurnya.
Mandinya gimana? Ada kamar mandi kok di kapal. Pake kloset duduk lagi.
Terus, terus, tidurnya gimana? Ya dikapal juga 😛 ada springbed dan AC, lho.
Nggak cuma itu, sepanjang hari saya dan rombongan dapat supply air minum unlimited, snack (roti) unlimited pakai selai nutella dan pisang goreng. Masakan emak juga enak-enak. Sayur ditambah ikan segar. Mantap pokoknya. Kalau emak bisa saya bawa pulang buat bikin makanan sehari-hari, saya bawa pulang, deh.

Penasaran dengan berapa biaya yang saya keluarkan dan destinasi saya dalam dua hari kedepan? Tungguin post selanjutnya ya! Sengaja saya pisah karena kalau semua dalam satu post pasti terlalu panjang. He he.

Baiklah, segitu aja sharing dari saya kali ini.
Selamat merencanakan liburan!
🌸 Claudia

No comments:

Post a Comment